Saat ini, usahanya berbasis di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Melalui kerjasama dengan PPAD, ia optimis bisa mengembangkan budidaya udang vename ke berbagai pelosok Tanah Air yang memiliki bentang pantai tak terhingga. “Di Parigi kami baru melakukan budidaya di lahan seluas 300 hektare. Sekali panen bisa menghasilkan 50 ton per haktare,” katanya.
Budidaya udang vanema terbukti menyerap tenaga kerja. Satu keluarga bisa mengirimkan tak kurang dari 10 orang. Mereka merasakan betul dampak positif kehadiran tambak udang tadi. “Kalau kita tambah, efek sosialnya juga akan lebih besar,” kata Bara.
Usaha udang, kata kuncinya hanya satu: Disiplin. Sementara, kata Steve, disiplin adalah nafas sehari-hari prajurit. Dengan begitu, kerja sama pengembangan dengan PPAD menjadi sangat prospektif. “Nature bisnis udang itu pendek lima bulan panen. Jadi efeknya bisa langsung kelihatan,” ujarnya.