Oleh: Muhammad Rofik Mualimin, Kolumnis/Dosen STAI Yogyakarta/Pengasuh Pontren Latifah Mubarokiyah/Penasihat Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN)
YOGYAKARTA || Bedanews.com – 25 Agustus hingga 1 September 2025, menjadi periode penuh gejolak. Awal yang disebut-sebut protes kritis malah berubah menjadi luka demokrasi yang nyata. Awalnya, aksi pecah karena kemarahan rakyat atas tunjangan perumahan DPR Rp 50 juta sebulan. Sangat jauh dari realitas hidup rakyat yang digempur harga naik, subsidi minim, dan pajak berat.
Apa yang terjadi kemudian? Dalam sekejap, tuntutan politis untuk transparansi dan keadilan berubah menjadi kerusuhan yang menyayat hati. Gedung DPRD dibakar di Makassar, Bandung, Solo, Semarang, dan Mataram. Infrastruktur publik hancur, kerugian mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.











