Pepatah “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” mungkin tepat untuk Dewi. Dua kali gagal berturut-turut masuk perguruan tinggi negeri tahun 1996 & 1997, Dewi memutuskan untuk bekerja sebagai karyawati. Namun menjadi karyawati di dua perusahaan percetakan berbeda, dua kali berturut- turut pula ia memutuskan berhenti.

Tidak betah dan merasa tidak “ngantor”, karena perusahaan tempatnya bekerja di Jl. Pagarsih Bandung itu masih menjadikan rumah tinggal sebagai kantor, Dewi pun hengkang dari situ. Hanya setahun saja. Masuk tahun 1996 berhenti tahun 1997. Dan itu diputuskan tanpa ragu walau tanpa tujuan. Tanpa punya pegangan pekerjaan lain. Apalagi punya pekerjaan lain yang lebih baik. Yang terbersit di hatinya saat itu hanya ingin kuliah di PTN.