“Dari situ akhirnya untuk mempercepat populasi, anakannya yang sudah lepas sapih dijual dan ditukar sama indukan yang didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki keturunan agar bibit domba yang dimiliki unggul ke depannya. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi 100 ekor termasuk anakan,” tambahnya.
Selain lebih mudah, menggunakan pakan silase tebon jagung yang dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari limbah, seperti kulit singkong dan pongkol, tumpi dan slemper jagung, bekatul, titen kedelai, serta ampas tahu, diakuinya bisa memangkas biaya operasional ternaknya.
“Karena pakannya hanya dari limbah, kira-kira per hari itu hanya Rp 2 Ribu. Jadi kalau 100 domba sehari sekitar Rp 200 Ribu yang harus dikeluarkan,” ujarnya.












