Dalam sambutannya, H. Ahmad Muzani menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas gelar adat yang diterimanya. Ia menyebut gelar Datok Seri Diwangsa Wira Perdana bukan sekadar atribut, tetapi amanah besar yang membawa tanggung jawab moral.
“Ini kehormatan tak ternilai. Gelar ini adalah amanah luhur yang harus saya jaga dengan hati dan kebijaksanaan. Makna peradaban Melayu sebagai jantung kebudayaan nasional. Ia mengangkat kembali ajaran Gurindam 12 karya Raja Ali Haji, yang menjadi pedoman moral masyarakat Melayu hingga kini,” ujarnya.
Kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh tahta atau kekuasaan, tetapi oleh budi pekerti dan tutur kata, sesuai pesan pasal lima Gurindam 12. Pesan itu, kata Muzani, menjadi pengingat bagi setiap pemimpin dalam menjalankan amanah publik. Perjalanan bahasa Melayu yang kemudian menjadi dasar Bahasa Indonesia. Perdebatan dalam Kongres Pemuda 1926 antara M. Tabrani dan Muhammad Yamin tentang penetapan bahasa persatuan.












