Pagelaran wayang kulit dengan lakon ”Bimo Krido” selain merupakan tontonan, juga mengandung tuntunan, karena mengisahkan tentang sosok Bima dari sejak masih dalam bungkus (ari-ari) hingga dewasa yang selalu mengayomi dan membantu masyarakat dari kebatilan dan angkara murka.
Sosok Bima tidak hanya terus membangun fisik, raga atau jasmani namun juga rohani. Pada akhir cerita, dalam perang Baratayuda, Bima berhasil mengalahkan Duryudana. Hal tersebut menjadi titik puncak “Bimo Krido” dalam memberantas kebatilan dan keangkara murkaan.
Sesaat sebelum pagelaran wayang dimulai, Pangdam III/Slw menyerahkan secara simbolis Wayang Bima kepada Dalang Ki Gunarto Gunotalijendro, S.H, M.M., seorang dalang milenial yang pernah menjadi duta dalang budaya di Eropa tahun 2009.