Maka tipikal pemimpin (leadership) yang tidak profesional bakal nihil proporsionalitas dan melahirkan satu kekuatan dari beberapa kelompok yang mendukungnya, sedang pengkritiknya disikapi sebagai pihak musuh serta nama baik hanya disiapkan dan diperuntukan khusus untuk sebuah golongan (diskriminatif) tidak genaral.
Pola kekuasaan dan karakter kepemimpinan yang irasional atau arogansi dengan metode “suka-suka’ akan menghasilkan kerusakan kompleks terhadap moralitas dan mentalitas, terus menanamkan bibit pro kontra abadi antara kelompok idealis dengan perilaku simbiosis “realistis fragmatisme”. Lalu secara fisik akan dimenangkan oleh kaum realistis fragmatis, karena pemilik politik dan kekuasaan mensuport bahkan memproteksi ide-ide kondisi polemik yang sengaja dicipta dan direkayasa.