KAB. BANDUNG || bedanews.com — Memberlakukan Proporsional Tertutup (coblos partai) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti, dikatakan H. Yanto Setianto, Kamis 1 Juni 2023, melalui telepon selular, sangatlah tidak elegan.
Alasan Politisi Senior dari Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Bandung itu, karena tahapan Pemilu sudah berjalan, seharusnya aturan itu diberlakukan jauh hari sebelumnya, jadi seluruh partai bisa mempersiapkan sedikitnya minimal 5 tahun sebelum pemilu.
Sementara keuntungan coblos partai, disebutkannya, hanya bisa dinikmati oleh petinggi partai tanpa harus berbuat banyak untuk rakyat pemilih. Sedangkan para kader militan yang selalu dekat dengan rakyat kalau tidak mendapat nomor urut 1 atau 2, jangan harap bisa memetik hasilnya.
“Sebab suara akan menutupi dulu caleg dengan nomor urut 1 sisanya kalau ada, baru ke nomor urut berikut,” katanya.
Selain itu, ia menambahkan, untuk para caleg baru jelas sangat berpengaruh kalau kurang paham terjadap ketentuan proporsional tertutup, kalau paham para caleg baru akan berpikir lagi bila harus berkorban padahal kerugian jelas sudah di depan mata.
“Termasuk untuk para incombent bila tidak mendapat nomor urut 1 jelas merupakan perjuangan yang sia,” ujarnya.
Melihat perkembangannya, lanjut Yanto, sudah ada 8 Fraksi di DPR RI yang mewakili DPP masing-masing, menyatakan ketidak setujuan bila proporsional tertutup.
“Artinya hanya parpol-parpol tertentulah yang membuat gaduh agar Pemilu 2024 diterapkan Pemilu tertutup alias mengedepankan nomor urut, bukan kualitas para calon,” pungkasnya.***