Di tengah tantangan global dan fluktuasi harga energi dunia, memang diperlukan figur pemimpin korporasi yang memiliki visi kuat, kemampuan inovatif, serta daya dorong untuk menavigasi perubahan. Ketika Pertamina merupakan pemain kunci dalam sektor energi nasional, apalagi saat Indonesia sedang gencar mendorong transisi energi dan kemandirian energi nasional, kritik terhadap kinerja direksi tentu tidak bisa dianggap sepele.
Penurunan tiga indikator penting—aset, pendapatan dan laba—menjadi catatan serius bagi pemegang saham, khususnya Kementerian BUMN dan Presiden. Apakah Presiden Prabowo akan mempertahankan Simon, atau mencari sosok baru yang lebih tangguh dan progresif untuk membawa Pertamina ke arah yang lebih kompetitif di era globalisasi energi, patut ditunggu. (Red).