Hadi menyoroti hasil riset WHO dan studi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang menyatakan burnout meningkatkan risiko kesalahan medis. Beban kerja berlebih, kurangnya istirahat dan minimnya dukungan sosial jadi pemicu utama.
Salah satu solusi, menurut Hadi, adalah menjaga work-life balance. Di rumah sakit yang ia kelola dulu, staf rutin bermain voli, berkumpul di kantin, atau mengikuti pengajian untuk menjaga kesehatan mental. “Langkah kecil tapi penting. Manusiawi. Bukan sekadar rutinitas,” jelasnya.
Namun, Hadi menyayangkan masih banyak rumah sakit belum memiliki sistem yang mendukung kesejahteraan nakes. Laporan Kementerian Kesehatan 2023 mencatat lebih dari 35 persen tenaga kesehatan mengalami tekanan psikologis selama dan pasca-pandemi. Perawat muda dan tenaga kontrak jadi kelompok paling rentan.