Selain itu, ada pasar yang juga tidak kalah banyak. Jabar merupakan salah satu pengirim tenaga kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar. Potensi itu, juga masih dilengkapi dengan calon wisatawan, pelaku perjalanan dinas di lembaga pemerintahan, dan para pelaku bisnis dari dan ke 27 kabupaten/kota yang ada.
Jika itu terjadi, bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut akan mampu mewujudkan apa yang dipikirkan oleh para pemikirnya, yakni menjadi salah satu pengungkit roda perekonomian Provinsi Jawa Barat.
Masihkan kita akan tetap menjual BIJB Kertajati? Mengapa pula gagasan itu justru muncul ketika Tol Cisumdawu segera dioperasikan? Bukankah hambatan utama untuk BIJB Kertajati adalah masalah aksesibilitas?
Bukankah dengan beroperasinya Tol Cisumdawu akan membuat BIJB Kertajati sangat layak dipertahankan? Bukankah kita tinggal memikirkan kelengkapan lain dari BIJB Kertajati menjadi sebuah bandara berstandar internasional seperti tersemat dalam namanya?












