Al-Qur’an mengajarkan cara dakwah harus memakai untaian kata yang santun dan nasihat yang bijaksana. Dalam sebuah forum debat atau diskusi pun tetap harus menjunjung nilai-nilai persaudaraan, persatuan dan tidak menyinggung hati dan perasaan lawan bicara.
Firman Allah: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. (QS. An-Nahl [16]: 125)
Para da’i dalam menyampaikan indahnya Islam tentu harus sesuai dengan akhlak Al-Quran sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alahi wasalam dalam berdakwah, baik kepada ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun kepada kaum Musyrikin.
Salah satu kisah kelembutan dakwah Rasulullah adalah ketika beliau berada di Thaif. Dalam buku “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wasallam” yang ditulis oleh KH Moenawar Chalil, Rasulullah Shallallahu alahi wasalam dan Zaid bin Haritsah berada di Thaif selama sepuluh hari untuk berdakwah.












