KAB. BANDUNG || bedanews.com — Seorang lelaki mengaku bernama Heri, warga Banjaran, melalui telepon mempertanyakan sikap Pemerintah Kabupaten Bandung yang dulu berkeinginan menghentikan laju perkembangan Bank Emok. Sebab sampai sekarang tidak ada tindakan sama sekali.
Malahan sekarang muncul lagi Bank Emok baru yang menurut Heri sudah melakukan perekrutan nasabah, dengan pinjaman pertama lumayan besar bagi masyarakat di tengah amcaman pandemi covid 19 dengan varian baru omicron. Masyarakat seolah berlomba untuk mendaftarkan diri menjadi nasabah.
Ia tidak memungkiri kalau usahanya sebagai pedagang cukup terbantu dengan pinjaman dari Bank Emok, namun yang disesalinya, aturan yang dibuat seolah tidak manusiawi sama sekali.
“Sudah tahu saya sakit dan tidak bisa berjualan, tetap saja harus membayar iuran perminggunya tanpa alasan apa pun. Apa itu bukan perbuatan dzolim,” katanya melalui telepon, Rabu 23 Pebruari 2022.
Memang ini merupakan sebuah komsekuensi yang harus ditempuhnya, dan diperkuat dengan penandatanganan untuk membayar tepat waktu. Namun ia tak mengira kalau dampak dari hal itu, ia dan isterinya harus bertengkar hebat karena harus memenuhi kewajiban membayar angsuran.
Terpaksa ia merelakan kulkas dua pintu di jual ke tetangganya. Padahal kulkas itu sudah tahunan dipergunakan untuk mengawetkan dagangannya berupa es krim dan yang lainnya. Begitu juga bila kalender merah tetap diwajibkan membayar.
Ketika bedanews.com menanyakan dapat dari mana nomor ini, dan dimana alamat Heri tepatnya, ia tak menjawab. Ia hanya mengatakan, dengan melakukan curhat ini, berharap pemerintah segera turun tangan untuk menertibkannya.
“Renternir dan Bank saja ada toleransi kalau kita sakit bisa ditunda pembayaran karena alasannya jelas. Tapi Bank Emok mah seolah tidak ada rasa kasihan sama sekali,” ujar Heri menutup pembicaraannya. ***