Bedi mengatakan di masa mendatang, diplomasi harus memiliki multitrack, tidak hanya G to G atau B to B tapi juga Peole to People menuju warga dunia yang turut terlibat dalam perdamaian, harmoni, berkeadilan ekonomi.
“Dan ini hanya dimungkinkan bila people-to-people itu berkomunikasi dengan baik,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini.
Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Laos Dr. R.P. Pratito Suharyo mengapresiasi terbentuknya Bandung Geopolitics Studies dan baru ada satu-satunya di luar Jakarta.
Ia berharap agar kegiatan yang dilaksanakan Bandung Geopolitics Studies ini berlangsung rutin dan berkesinambungan.
“Saya apresiasi sekali, mudah-mudahan kegiatan berlangsung rutin dan berkesinambungan di masa-masa mendatang,” pungkasnya. (*)