“Sehingga dengan Simonik ini, aktivitas akan lebih terarah dan fokus dalam pengeloaannya,” kata Tedy.

Dijelaskan, dengan Simonik ini maka produktivitas dan pencapaian Rencana Bisnis Bank (RBB) akan termonitor dengan baik. Selain itu, pergerakan kolektibilitas yang menjadi cikal bakal memburuknya kualitas kredit akan lebih terkontrol dan terjaga.
“Informasi kualitas kredit prefentif menjadi bahan evaluasi atas proses yang terjadi,” terangnya.
Semua data, lanjut Tedy, bisa digunakan sebagai KPI atau tolak ukur penilaian kinerja financial individu atau pun kelompok yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepada karier path individu. (Bd)












