Bandung, BEDAnews – Dalam menghadapi musim hujan ini, KAI Daop 2 Bandung terus meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi dan meminimalisasi gangguan terhadap perjalanan kereta api seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Menurut Executive Vice President Daerah Operasi 2 Bandung Takdir Santoso, Daop 2 sudah melakukan metode bio-engineering ini di Km 124+4/5 jalur hilir petak Rendeh-Plered.
Menurutnya hingga saat ini sudah tertanam sebanyak 9.236 buah rumput akar wangi di daerah tersebut. Takdir melanjutkan, masih terus kami kembangkan di berbagai wilayah lain yang rawan erosi juga ditanam tanaman serupa.
“Kami selalu berkomitmen untuk terus bersiaga dan melakukan perbaikan jalur agar perjalanan kereta api di Wilayah Daop 2 Bandung senantiasa lancar dan selamat,” ujarnya.
Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan dalam penanganan erosi adalah dilakukan perkuatan lereng dengan metode bio-engineering/vegetatif dengan memanfaatkan tanaman akar wangi atau vetiver.
Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus (bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya), akar yang dalam berfungsi untuk stabilitas permukaan tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen dan sangat tahan terhadap berbagai macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.
Untuk penanganan banjir, Daop 2 Bandung melakukan normalisasi saluran drainasi dari sumbatan sampah serta membuang lumpur keluar ruang milik jalan (Rumija) jalur kereta api.
Selain itu, Daop 2 juga melakukan sterilisasi jalur dari pepohonan dengan melakukan pemotongan dahan pohon yang mengarah ke jalur untuk menghindari terjadinya pohon tumbang di jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.
Sementara itu, Alat Material Untuk Siaga (AMUS) juga disiapkan di 14 titik yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta dan Cibungur. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Upaya antisipasi lainnya yaitu dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan gangguan. Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut. Daop 2 Bandung menyiapkan Petugas Penilik Jalan (PPJ) dan petugas posko daerah pantauan khusus. Petugas dan perlengkapan tersebut disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA.
“Transportasi dengan kereta api mengedepankan keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan ini merupakan salah satu layanan kami kepada masyarakat pengguna kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari,” pungkasnya.