“Bagi petani yang masih memiliki lahan itupun sangat sempit. Mereka bertahan mengelola tanahnya dengan susah payah, hasil yang sering gagal panen karena cuaca yang tidak menentu, pupuk subsidi yang sulit didapat, harga pada saat panen anjlok karena semua panen dengan jenis yang sama, mereka juga terhimpit oleh para tengkulak yang sudah mematok harga yang rendah, jalan menuju akses untuk menjual hasil panen masih banyak yang rusak parah. Sehingga banyak hasil panen dibiarkan busuk karena biaya transportasinya tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh,” paparnya.
Mirah Sumirat menyesalkan bahwa, Generasi muda petani sudah tidak mau lagi menjadi petani, kondisi desa kosong tanpa generasi mudanya, mereka pergi ke kota mencari pekerjaan dengan pendidikan dan keterampilan apa adanya, jaminan sosial tidak ada, status kerja outsourcing, kontrak berkepanjangan sehingga rentan di PHK kapan pun, sehingga menambah ruwetnya kota – kota besar di Indonesia. Industrialisasi tidak berkembang, pekerjaan sulit. PHK terjadi di semua sektor pekerjaan.