Keunikan Adhang Tahun Dal terletak pada penggunaan pusaka dandhang yang dipercaya peninggalan Ki Ageng Tarub, leluhur Karaton. Tiga pusaka itu adalah Kangjeng Kyai Dhudha, Kangjeng Kyai Godrag, dan Kangjeng Rejeki. Ketiganya tidak hanya dipandang sebagai alat memasak, melainkan simbol berkah, rejeki dan kesinambungan hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hingga kini, pusaka tersebut tetap dirawat sebagai Kagungan Dalem Karaton Kasunanan Surakarta.
Malam itu, suasana Pawon Gondorasan dipenuhi aroma kayu bakar saat SISKS Pakoe Boewono XIII menyalakan api tungku sebagai tanda dimulainya prosesi. Api yang menyala di tungku pusaka seolah membakar semangat kebersamaan seluruh Sentono dalem dan abdi dalem yang hadir. Putri dalem GKR Timoer Rumbai kemudian menanak nasi dalam dandhang pusaka, sementara para abdi dalem mengumandangkan shalawat Nabi dengan khidmat menambah suasana semakin teduh dan penuh rasa syukur.










