Dengan pemahaman minim, mereka merendahkan nilai demokrasi dengan nasi bungkus dan sedikit rupiah dengan bumbu kekerasan. Salahkah mereka? Ketika nasi bungkus memicu nafsu menganiaya seseorang, siapapun itu, provokator dan pelakunya jelas bersalah, tapi yang lebih salah lagi adalah para mastermind yang memanfaatkan sedikit uang mereka untuk membeli kesetiaan semu dari masyarakat yang minim pengetahuan dan literasi.
Mereka ini yang membuat air keruh kemudian memancing di dalamnya, dasamuka yang berusaha agar negeri ini tidak menjadi negeri yang maju dan tenteram, sebelum mereka berkuasa bahkan jika mereka bisa berkuasa. Mereka inilah yang harus diburu, bukan hanya para pion jalanan, mereka memanipulasi masyarakat atas nama demokrasi jalanan.
Indonesia merupakan masyarakat yang paling plural dengan lebih dari 700 suku bangsa, 5 agama resmi dan berbagai aliran kepercayaan, toleransi saja tidak cukup, perlu ditumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial atau solidaritas sesame anak bangsa.