“Jadi tanggal 30 September 2024 lalu lawyer Pak Ade sebelumnya sempat bersurat ke Danpuspomal (Laksda TNI Samista) untuk meminta hak kolonel ade atas salinan putusan Sidang DKP tersebut, namun surat dari lawyer itu malah tidak direspon dan diabaikan oleh Danpuspomal. Makanya 2 minggu lalu saya mencoba bersurat ke Sekmilpres dan Alhamdulillah mendapat respon baik, Salinan hasil sidang DKP itu sekarang akhirnya sudah saya pegang untuk kami analisa lebih lanjut. Yang jelas banyak janggalnya ini.” Ujar Aditya, dikutip selasa.
Pada dokumen yang dilihat redaksi, Aditya menunjukan bahwa Keppres Pemecatan Kolonel Ade memang memiliki dua versi redaksi, Keppres pertama yang diterima Kolonel Ade pada tanggal 24 Juli 2024 memang ada perbedaan yang signifikan dari versi kedua yang diterima kolonel ade pada tanggal 11 November 2024 kemarin, namun kuasa hukum masih menolak untuk Keppres ini dipublikasikan.