Jakarta, Bedanews.com
Wawancara Eksklusif Ahad, 25 November 2025:12;41 dengan: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM. Guru Besar Manajemen Pendidikan; Anggota senat/Prosesi Wisuda ke-105, Admin, Prop0sal Pendirian UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peraih Nominasi Penulis Opini terproduktitf di Koran Harian Umum Kabar Priangan (15/5/2025). Dewan Pembina PERMAPEDIS Jawa Barat; Dewan Pakar Perkumpulan Wagi Galuh Puseur. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Bandung dan Yayasan Pengembangan Swadaya Mayarakat Tresna Bhakti Cinyasag Panawangan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat.
“Hari Guru 2025 bukan sekadar seremoni; ini momentum menguji apakah guru benar-benar menjadi pilar peradaban yang adaptif, inklusif, dan visioner.”
Peringatan Hari Guru Nasional 2025 membawa dua arus pesan besar: “Guru Hebat, Indonesia Kuat” dari Kemendikdas dan “Merawat Semesta Dengan Cinta” dari Kementerian Agama. Pada satu sisi, guru diposisikan sebagai agen transformasi mutu pendidikan; di sisi lain, guru diamanahi misi spiritual-ekologis berupa pendidikan berbasis cinta, welas asih, dan keberlanjutan lingkungan. Fenomena ini menunjukkan bahwa peran guru tidak lagi sebatas penyampai materi, tetapi navigator moral, sosial, dan ekologis masa depan bangsa. Secara teori, tulisan ini berdiri pada tiga landasan: 1) Teori Kepemimpinan Transformasional (Bass & Avolio, 1990) guru sebagai penggerak inspirasi dan perubahan; 2) Teori Pedagogi Cinta (Noddings, 2003) pendidikan yang berakar pada kepedulian dan empati; 3) Human Capital Theory (Schultz, 1981) investasi pada guru menentukan kualitas SDM nasional.











