Jakarta, Bedanews.com
Wawancara Eksklusif Ahad, 9 November 2025:19;45 dengan: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM. Guru besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peraih Nominasi Penulis Opini terproduktitf di Koran Harian Umum Kabar Priangan (15/5/2025). Dewan Pembina PERMAPEDIS Jawa Barat; Dewan Pakar Perkumpulan Wagi Galuh Puseur. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Mishbah Cipadung Bandung dan Yayasan Pengembangan Swadaya Mayarakat Tresna Bhakti Cinyasag Panawangan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat.
“Bisakah Hari Pahlawan menjadi kompas moral bagi Generasi Z menuju Indonesia Emas 2045, atau hanya tinggal seremoni yang kehilangan maknanya?”
Hari Pahlawan setiap 10 November selalu menjadi momen refleksi perjalanan bangsa. Tahun 2025 mengusung tema “Pahlawanku Teladanku Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan.” Namun pada generasi yang tumbuh dalam dunia digital, pesan kepahlawanan menghadapi tantangan baru: banjir informasi, krisis keteladanan publik, dan kompetisi global yang semakin ketat. Pertanyaan rekan media Bedanews menjadi relevan: bagaimana Hari Pahlawan berbicara pada visi Indonesia Emas 2045 dan generasi Z sebagai pewaris masa depan? Bila ditilik dari segi teoeritis; Teori Pendukung 1) Teori Civic Virtue (Putnam): ketahanan bangsa bertumpu pada karakter publik warganya; 2) Teori Moral Development (Kohlberg): generasi bisa naik tahap moral melalui keteladanan dan kesadaran nilai; 3) Teori Nation-Building (Hobsbawm): narasi sejarah menjadi instrumen pembentukan identitas kebangsaan jangka panjang. Generasi Z memiliki akses tinggi terhadap pengetahuan tetapi rendah terhadap historical consciousness; mereka berpendidikan tetapi tidak selalu memiliki orientasi kebangsaan; memiliki kreativitas, tetapi belum semua memiliki disiplin karakter. Maka tujuan Penulisan ini menjawab tiga pertanyaan wartawan Bedanews secara komprehensif sebagai bahan refleksi publik dalam momen Hari Pahlawan 2025. Berikut Jawaban Komprehensif atas 3 Pertanyaan Media:











