“Setiap 30 September, bangsa kembali diingatkan pada tragedi G30S PKI. Lalu, apa nilai politiknya, relevansi filmnya, dan pesan strategis bagi generasi? “
Tanggal 30 September, bangsa Indonesia merefleksikan tragedi G30S PKI yang menorehkan luka sejarah. Fenomena rutin penayangan film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI menjadi simbol peringatan kolektif. Secara teoretis, tragedi politik ini dapat dipahami melalui lensa teori konflik (Lewis Coser) yang menekankan bahwa pertarungan ideologi dapat memicu ketegangan sosial dan politik. Namun, ada gap dalam kesadaran generasi muda: mereka hidup dalam era digital, jauh dari pengalaman langsung, sehingga mudah terjebak pada simplifikasi sejarah.
Dari sisi akademik, pendekatan micT-met (multidimensional critical thinking method) penting digunakan: mengkaji peristiwa dari dimensi politik, budaya, pendidikan, dan teknologi. Tujuan penulisan ini adalah menjawab tiga pertanyaan rekan media Ekpos dan Bedanews: nilai pembelajaran politik dari G30S PKI, relevansi filmnya, serta pesan strategis untuk generasi bangsa agar tragedi serupa tidak terulang. Mari kita eksplorasi satu-persatu: