KAB. BANDUNG || bedanews.com — Pada Reses Masa Sidang III DPRD Kabupaten Bandung di Graha Asri Maruyung Kecamatan Pacet, Sabtu 23 Agustus 2025, Dewan Toni Permana, SH., mengatakan, pertemuan tersebut dikhususkan dengan kelompok Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI).
Bantuan yang diterima dari Pemkab Bandung, legislator senior NasDem itu, menyebutkan hanya menerima Rp100 juta pertahunnya. Dengan jumlah besaran tersebut untuk membeli seragam pun dan lainnya tidak akan mencukupi sehingga dilakukan secaran urunan.
Toni yang juga Ketua DPC HKTI Kabupaten Bandung, berharap ada kerjasama yang sinergis lintas partai untuk kemajuan HKTI. Tentu saja hal ini perlu ada komunikasi antar pihak sehingga terjalin kebersamaan untuk mengembangkan HKTI secara signifikan.
Mudah-mudahan dengan komunikasi dan koordinasi bisa tercapai kesepakatan, selanjutnya untuk organisasi di Pemkab Bandung, Toni akan melakukannya secara personal dengan memimta program yang sudah di instansi terkait.
“Jadi untuk bagian tugas saya akan melakukan komunikasi melalui telepon. Semoga usaha yang dilakukan bisa berhasil dan sukses,” katanya di lokasi.
Bahkan menurut informasi yang diterima dari beberapa sumber ada bantuan dari instansi tapi disembunyikan, hal ini disebutkan Toni sangat ironis sekali. Sebab penerima bantuan tersebut masih orang-orang atau kelompok yang dari tahun ke tahun masih sama.
Sabagai anggota Komisi C, Toni berharap permasalahan organisasi HKTI bisa segera terselesaikan dengan baik. Jangan sampai terjadi pemilahan yang merugikan pihak lain. Karena sebagai bagian dari pemerinahan masyarakat mempunyai hak perlakuan yang sama.
Di kesempatan itu, Ketua Paguyuban Rahayu, Iyus Rusli, menyampaikan penolakannya terhadap pembanguan SPAM oleh Perumda Air minum Tirta Raharja yang diindikasikan bisa merugikan masyarakat Bandung Timur.
Alasannya, disebutlan Iyus, mengapa harus air sungai Citarum diprioritaskan di wilayah Bandung Timur tidak di Bandung Selatan? hal ini menurutnya, harus dievaluasi ulang. Sebab air Citarum di di Pacet ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengairi pesawahan, irigasi, termasuk kegiaran lain.
“Untuk itu kami hari ini meminta dukungan kepada tamu undangan Resesnya Pak Toni, menolak pembangunan SPAM Perumda Air Minum Tirta Raharja demi masyarakat Pacet,” tegas Iyus Rusli.
Menanggapi permasalahan itu, dengan bijak Toni memberikan penjelasan, kalau permasalahan pembangunan SPAM Perumda diindikasikan ada miss komunikasi. Artinya pihak Perumda, dan pihak ketiga tidak memberikan informasi yang maksimal kepada masyarakat.
Keterbatasan informasi itu, ditututkannya, jelas akan menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat. Tentunya ia akan melakukan upaya bisa memfasilitasi pertemuan antara Paguyubab Rahayu, Masyarakat, Perumda Air Minum Tirta Raharja, dan semua anggota DPRD Kabupaten Bandung untuk mencari solusi terbaik.
“Insha Alloh dalam waktu dekat pertemuan itu akan dilakukan agar tidak lagi berkepanjangan,” pungkas Toni.***