Oleh: Muhammad Rofik Mualimin (Kolumnis/Dosen STAI Yogyakarta/Pengasuh PP Latifah Mubarokiyah)
YOGYAKARTA || Bedanews.com – Gerakan Samin di Pati, Jawa Tengah, mungkin tidak sepopuler perjuangan kemerdekaan lain di Indonesia, tapi semangatnya patut diingat sebagai simbol perlawanan rakyat kecil terhadap penjajahan. Gerakan ini muncul pada akhir abad ke-19, sebagai respon sederhana namun berani terhadap kebijakan kolonial Belanda yang merugikan petani dan masyarakat lokal.
Samin Surosentiko, tokoh utama gerakan ini, mengajarkan prinsip hidup sederhana dan menolak segala bentuk kerja paksa serta pungutan pajak yang tidak adil.
Dalam bukunya Gerakan Samin: Antara Legenda dan Realita (Sutrisno, 2015: 42) dijelaskan, Samin dan pengikutnya memilih jalan damai, tidak melakukan perlawanan bersenjata, tapi tetap tegas menolak aturan penjajah. Tindakan ini terlihat sederhana, tapi bermakna besar sebagai bentuk penolakan terhadap sistem yang menindas.