KAB. BANDUNG || bedanews.com — Dari beberapa sumber bedanews.com mendapat keterangan mengenai “dualisme” kepemimpinan dalam organisasi yang dapat membawa dampak negatif yang signifikan, termasuk perpecahan internal, penurunan produktivitas, dan citra buruk organisasi di mata publik.
Tentunya dualisme berorientasi juga dapat menyebabkan kebingungan di kalangan anggota organisasi dan pihak eksternal, serta menghambat pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan organisasi.
Apa saja dampak negatif dari dualisme kepemimpinan:
Terjadi Perpecahan Internal yang seringkali memicu konflik dan perpecahan di antara anggota organisasi, terutama jika ada dua kubu yang saling bersaing. Ada Penurunan Produktivitas, karena dapat mengganggu jalannya operasional organisasi karena adanya perbedaan visi dan misi, serta ketidakjelasan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan efisiensi.
Ironisnya dualisme kepemimpinan bisa juga mengakibatkan Citra Buruk dengan kecenderungan kehilangan kepercayaan dari publik dan stakeholder. Hal ini dapat merusak reputasi organisasi dan menyulitkan upaya kerjasama di masa depan.
Sementara dampak yang dialami anggota adalah Kebingungan dan Ketidakjelasan, alasananya dengan adanya dua pemimpin atau dua kubu yang saling bersaing dapat menciptakan kebingungan di kalangan anggota organisasi dan pihak eksternal dan mitra kerja.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan oleh semua pihak, pasti akan terjadi hambatan dalam pengambilan keputusan karena adanya perbedaan pandangan dan kepentingan. Hal ini dapat menyebabkan tertundanya atau bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi.
Penting untuk dicatat bahwa dualisme kepemimpinan tidak selalu berdampak negatif. Dalam beberapa kasus, dualisme dapat menjadi pendorong untuk perbaikan dan inovasi, terutama jika kedua belah pihak mampu bekerja sama dan saling melengkapi. Namun, secara umum, dualisme kepemimpinan cenderung membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan bagi organisasi.
Selanjutnya diberitahukan langkah yang sangat sederhana tapi bijaksana dari beberapa nara sumber, untuk mengatasi dualisme kepemimpinan, organisasi perlu melakukan beberapa langkah, seperti, Membuka ruang komunikasi. Menentukan visi dan misi organisasi yang disepakati bersama, sehingga semua anggota organisasi memiliki tujuan yang sama. Memastikan bahwa setiap anggota organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau konflik.
Berupaya menyatukan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kubu untuk mencapai tujuan organisasi. Mendorong para pemimpin dan anggota organisasi untuk mencari solusi bersama atas permasalahan yang ada, bukan malah memperuncing konflik. Insha Alloh berkah bagi semua pihak.***