JAKARTA || Bedanews.com – Guru Besar Universitas Terbuka (UT), Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M.Si menyampaikan kritik tajam terhadap sistem demokrasi di Indonesia yang dianggap terlalu berlebihan atau “lebay”.
Menurutnya, pola demokrasi saat ini tidak hanya menguras anggaran negara hingga puluhan triliun rupiah, tetapi juga minim manfaat bagi kesejahteraan rakyat.
“Indonesia adalah negara yang paling lebay berdemokrasi. Presiden, Kepala Daerah, anggota DPR/DPD/DPRD, Kepala Desa, Ketua RW, hingga Ketua RT semuanya dipilih langsung. Ini hanya menghabiskan uang negara, termasuk uang utang, tanpa dampak signifikan terhadap kesejahteraan rakyat,” ujar Hanif melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (3/12).
Ia menjelaskan, pada tahun 2024 saja, sekitar Rp79 triliun uang negara akan digunakan untuk pemilihan Presiden, Kepala Daerah dan anggota Legislatif di tingkat Pusat dan Daerah. Selain itu, puluhan triliun lainnya akan dihabiskan untuk pemilihan Kepala Desa yang jumlahnya mencapai 80 ribu lebih.












