KOTA BANDUNG,- Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan pilar utama dalam demokrasi suatu negara.
Pada dasarnya, pemilu mencerminkan esensi demokrasi di mana rakyat berhak memilih sosok yang pantas menahkodai negeri dan menentukan arah masa depan bangsa ini.
Akan tetapi, apa yang kita saksikan di depan mata kini sangat jauh dari idealisme demokrasi yang dicita-citakan.
Ketua Umum Gema Pasundan Rajo Galan berpendapat bahwa alih-alih menjadi ajang pesta demokrasi rakyat yang disambut dengan semarak, Pemilu 2024 justru terjadi gimmick politik yang minim substansi edukatif kemudian menjadi medan pertarungan elite politik yang dalam dinamika dan kompleksitasnya sering kali meminggirkan dan menjadikan rakyat sebagai komoditas politik semata.
“Kelemahan demokrasi kita itu memilih orang yang kita sukai bukan orang yang mempunyai kapasitas yang mempuni sehingga orang yang pencitraan orang yang joged joged itu kita pilih sehingga melahirkan pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas untuk memimpin negeri ini. Memimpin negeri ini tak usah pintar dan cerdas minimal bisa pencitraan,berpura-pura,joged-joged dan lucu lucu sudah pasti di pilih. Tidak peduli dengan nasib bangsa kedepan.Akan seperti apa negeri ini jadinya jika yang ada dalam pikiran pemimpinnya hanyalah kepuasan yang tak berujung, negara ini terlalu lelucon jika dibentuk seperti ini,” ucap Rajo, Senin (19/2).