Trenggalek – bedanews.com – Di Balai Desa Banaran, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, momen bersejarah dalam perencanaan Desa telah berlangsung, Kamis (3/8/2023).
Kegiatan Rembug Stunting sebagai bagian dari perencanaan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPdes) tahun 2024 yang dihadiri Babinsa Banaran, Sertu Imam Taukid dari Koramil 0806/09 Tugu menjadi ajang kolaborasi tak tertandingi, menggandeng para pengambil kebijakan, petugas pelayanan publik, dan masyarakat. Bersama-sama, mereka merumuskan langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan utama yang melanda Desa Banaran: stunting dan gizi buruk.
Stunting, seorang gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi pada usia dini, telah menjadi momok serius yang mengancam masa depan generasi muda di Indonesia, termasuk di Desa Banaran. Untuk menghadapinya, kebersamaan semua elemen masyarakat dan instansi terkait menjadi kunci. Inilah yang melatarbelakangi pentingnya kegiatan Rembug Stunting di Balai Desa Banaran.
Pertemuan ini menjadi momentum bagi para peserta untuk berdiskusi, menyamakan pemahaman, dan merumuskan langkah konkret dalam mengatasi masalah stunting di Desa Banaran. Dengan sinergi yang kuat, tampak hadir berbagai perwakilan, mulai dari Bapak Sumari sebagai Petugas Kecamatan Tugu, Bapak Warsito sebagai Kepala Desa Banaran, Ibu Hari Sutarti sebagai Ketua BPD Desa Banaran, hingga perwakilan kader Posyandu dan kader Desa Banaran yang memainkan peran strategis dalam menghadirkan program kesehatan kepada masyarakat.
Pendamping Desa Banaran, Bapak Gupuh Santoso, juga ikut hadir memberikan wawasan tentang isu-isu terkini yang terkait dengan kesehatan masyarakat setempat. Keberadaan Ibu Ive dari Puskesmas Tugu, Ibu Wiji Lestari sebagai Bidan Desa Banaran dan Ibu Dian sebagai Perawat Desa Banaran menegaskan bahwa, sektor kesehatan pemerintah desa turut prihatin dan berusaha mencegah stunting serta mengatasi gizi buruk.
Di tengah keseriusan acara ini, tak boleh diabaikan peran penting Babinsa Banaran, Sertu Imam Taukid. Melalui sambutannya, beliau menegaskan dukungan dan komitmennya terhadap pelaksanaan Rembug Stunting. Babinsa ini berjanji untuk mencari solusi terbaik bersama dalam menurunkan angka stunting di Desa Banaran. Sinergi dengan instansi terkait dan masyarakat menjadi kunci dalam mencapai hasil yang optimal dalam penanganan stunting.
“Kami selaku Babinsa Banaran sangat mendukung kegiatan Rembug Stunting ini dalam rangka percepatan aksi penanggulangan gizi buruk dan pencegahan stunting di Desa Banaran,” ujar Sertu Imam Taukid dengan tegas.
Kehadiran masyarakat stunting dan ibu hamil menjadi pengingat akan urgensi perjuangan bersama melawan stunting. Suara mereka didengarkan dan aspirasi mereka menjadi landasan kuat dalam menyusun program-program pencegahan stunting yang lebih berdaya guna dan tepat sasaran.
Acara ini ditutup dengan kesepakatan bersama untuk mengambil tindakan konkret dalam menurunkan angka stunting di Desa Banaran. Dukungan semua pihak, termasuk Babinsa Banaran Sertu Imam Taukid, menjadi fondasi kuat dalam membangun generasi muda yang lebih sehat dan berkualitas.
Diharapkan langkah-langkah konkret dari hasil Rembug Stunting ini, akan menjadi pijakan utama untuk menyusun RKPdes tahun 2024 yang inklusif, berdaya guna dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak Desa Banaran.
“Semoga kolaborasi antara berbagai pihak dapat terus berlanjut, dan kehadiran Babinsa Banaran, Sertu Imam Taukid menjadi inspirasi bagi para Babinsa lainnya untuk turut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan masyarakat di wilayah tugasnya,” pungkasnya. (Red).