SUKABUMI – BEDAnews.com || Gemuruh suara dari aula Ponpes Al Fath terdengar riuh hingga ke pelataran parkir. Mereka adalah Mahasiswa STMIK Al Fath dan Mahasantri Ponpes Al Fath yang ingin bekerja di Jepang. Berbondong-bondong menuju podium setelah diminta maju ke depan podium, oleh Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi dan Sertifikasi KADIN Indonesia Adi Mahfudz Wuhadji.
“Siapa yang mau kerja ke Jepang? Serentak ratusan mahasiswa STMIK Al Fath dan Mahasantri Ponpes Al Fath teriak, “saya sambil mengangkat tangannya saat melalui timnya mengajukan pertanyaan.
Itulah suasana riuhnya seminar yang bertajuk, Sosialisasi dan MoU Diklat untuk penempatan kerja ke Jepang yang diadakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Informatika (STMIK) Al Fath Sukabumi di Ponpes Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu, 15 Juli 2023.
Acara tersebut dihadiri ratusan Mahasiswa dan Mahasantri, Pengasuh Pondok Pesantren Al Fath. Perusahaan penempatan tenaga kerja Jepang, Liana Segrus Co.Ltd, dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Dalam seminar tersebut menghadirkan President Director of Liana Segrus Co.Ltd Jepang, Kazuya Yamanouchi melalui zoom meeting. Poki San, sapaan akrab President Direktur Liana Sigrus, mengatakan, di Jepang saat ini memang sedang kekurangan tenaga kerja muda. Sekarang banyak tenaga kerja dari China dan Nepal. Namun, Jepang juga berharap agar bisa menyerap banyak tenaga kerja dari Indonesia.
“Banyak perusahaan Jepang minta tenaga kerja dari Indonesia, khususnya yang saat ini di bidang groundhandling, restoran, manufacturer, dan maintenance building atau build cleaning,” ujar Poki San melalui fasilitas aplikasi zoom di Aula Al Fath.
Poki San menjelaskan lebih jauh, setelah 5 tahun pertama kerja, dapat diperpanjang 5 tahun kedua, dan dapat membawa istri dan anak. Gaji di Jepang sepuluh kali lipat besarnya dari gaji di Indonesia.
“Kami akan mencarikan perusahaan yang baik, agar disini lebih semangat lagi belajar bahasa Jepang. Diharapkan, yang bekerja di sini rajin menabung, supaya bisa manaikkan haji orang tuanya,” ungkap Poki San.
Sementara pengasuh Ponpes dan STMIK Al Fath, KH. Prof Fajar Laksana, menyambut baik program penempatan tenaga kerja ke Jepang melalui Kadin Indonesia dan Liana Segrus Co. Ltd.
Program bekerja ke luar negeri, menurut Kyai, panggilan akrab pengasuh Ponpes Al Fath, hal ini merupakan program terbaru STMIK Al Fath.
“Sudah disiapkan segalanya untuk Mahasiswa dan Mahasantri yang ingin mengikuti program ini. Termasuk menyiapkan pembiayaan dari unit Ponpes yaitu Bank Swamitra,” ujarnya.
“InshaAllah akhir tahun ini, ada banyak Mahasantri yang bekerja di Jepang,” sambungnya.
Untuk bekerja di Jepang, kata Kyai, tentunya Mahasantri akan di ajarkan terlebih dahulu bahasa Jepang level N4. “Namun selain belajar bahasa jepang, kita juga akan ada pelajaran Fiqih praktis untuk ibadah di Jepang nanti,” kata Kyai
Kyai mengakui, hal ini dapat terjadi melalui bantuan PWI Kabupaten Sukabumi, yang membawa Kadin Pusat dan PT Liana Segrus yang dapat mengirimkan tenaga kerja Indonesia ke Jepang.
Dalam kesempatan itu, Ponpes memberikan hadiah berupa produk UKM atau produksi rumahan, hasil karya dari para santri, diantaranya air mineral dalam kemasan, Sandal Gunung, hingga lampu bohlam anti pecah.
Produk – produk itu akan dibawa ke Jepang akhir Juli 2023 mendatang, oleh Kadin Indonesia dan Ketua STMIK Al Fath, sambil menunjukkan produk itu pada industri Jepang.
Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi dan Sertifikasi KADIN Indonesia Adi Mahfudz Wuhadji melalui timnya menerangkan, kenapa memilih Jepang. Karena, bekerja di Jepang tidak sekedar dapat gaji, namun dapat self improve, yaitu meningkatkan perilaku yang disiplin dan jujur.
“Jepang itu negara yang beradab, disiplin, tidak malas, tertib, bersih dan aman. Contohnya, jika ada barang kita yang tertinggal di tempat umum, itu tidak akan hilang atau di curi orang,” ucapnya.
Selain itu, saat ini populasi masyarakat Jepang turun drastis. Umumnya masyarakat usia produktif di Jepang sangat sedikit yang memiliki turunan (anak). Sehingga, masyarakat pada usia produktif untuk bekerja di Jepang, sangat berkurang. Sedangkan indonesia bonus demografi.
Menurutnya, ada beberapa keuntungan lainnya bekerja di Jepang. Diantaranya, bekerja sambil kuliah :
Pertama : Tidak menutup kemungkinan, STMIK Al Fath dapat kerja sama dengan perguruan tinggi di Jepang, hingga dapat double degree.
Selain itu, Single Degree, lulus SLTA dapat kerja di Jepang sambil kuliah online hingga mendapatkan gelar sarjana. Selanjutnya, Hybrid, tahun pertama kuliah offline, tahun kedua hingga lulus kuliah online saat kerja di Jepang.
Tidak hanya itu. Sambil kerja di Jepang, dapat naik haji pakai kuota Jepang. Saat ini sedang diupayakan menaikan haji orang tua dari Jepang. Upah Minimal Regional rata -rata Rp 20 juta hingga Rp. 30 juta. Dari penghasilan itu, tiap bulan masih bisa kirim ke orang tua atau menabung, Rp 10 -15 juta. Dengan perbandingan hitungan (Bekerja di Jepang empat hari sebanding dengan satu bulan gaji di Indonesia). Hal ini di sebut, bukan hanya kerja, tapi bisa berdakwah …
“Sebenarnya Ponpes ini sudah dapat job order. Sudah ada permintaan dari Genso, sebuah perusahaan restoran di Jepang,” ucapnya.
“Bagi perempuan tanpa harus membuka kerudung untuk bekerja di Jepang. Kita sudah memperjuangkan hal itu dan berhasil,” pungkasnya.
Dari 65 Mahasantri yang maju ke depan untuk ikut kerja ke Jepang. Ternyata sudah ada 2 Mahasantri yang sudah lulus N4, itu artinya, keduanya akan segera di wawancara pihak Jepang. Sedangkan yang belum memiliki sertifikat N4 akan mengikuti kursus bahasa Jepang.
Pada seminar yang diselenggarakan di Aula Pesantren Al Fath itu, Kadin Indonesia memberikan biaya gratis kepada 25 anak yatim piatu Mahasantri Al Fath yang tersebar di 25 Provinsi untuk bekerja ke Jepang.
Selain itu, Liana Segrus Co Ltd juga tidak mau kalah, dengan memberikan santunan Rp 1 Juta perbulan, bagi 3 mahasantri Ponpes Al Fath yang berasal dari Jawa Timur dan Maluku.
Acara berakhir dengan penandatanganan MoU antara STMIK Al Fath dengan Liana Segrus Co.Ltd dan Kadin Indonesia.
Reporter : Cepi
Redaktur : Avhes