KAB. BANDUNG || bedanews.com — Alih fungsi lahan alasan di Kawasan Bandung Selatan diindikasikan sebagai salah satu penyebab terjadinya Banjir Bandang Ciwidey, Senin kemarin, 6 Juni 2022, yang mengakibatkan kerugian psikologis dan finansial masyarakat.
Seperti Wakil Bupati Bandung, H. Sahrul Gunawan, yang meminta untuk segera menghentikan alih fungsi lahan dan kembali menghijaukan hutan sebagai upaya untuk menghindari terjadi kembali banjir bandang lanjutan. “Saya prihatin dengan kejadian ini. Solusi dari masalah ini adalah dengan menghentikan kegiatan alih fungsi lahan,” katanya, Selasa lalu, 7 Juni 2022.
Di hari yang sama salah seorang anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, Hj. Elin Wati, menuturkan, alih fungsi lahan bisa menyebabkan daya serap air berkurang. Sehingga curah air hujan yang tinggi dan lebat mengalir deras karena tidak ada penahan dari pepohonan.
“Salah satu dampak yang dirasakan dari perbuatan itu, terjadinya banjir bandang yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat,” ujar Elin melalui telepon.
Sementara dua tokoh Penggiat Lingkungan, Uwo dan Asep Badrun, menegaskan, untuk secepatnya menghentikan kegiatan alih fungsi lahan. Karena kegiatan tersebut diindikasikan hanya menguntungkan salah satu kelompok tanpa mengindahkan dampak yang akan dirasakan masyarakat akibat dari perbuatannya itu.
Bahkan pemuka agama Islam yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Bandung, H. Osin Permana, turut mengomentari masalah banjir bandang Ciwidey. Menurutnya, selain intensitas air hujan yang tinggi dan lebat tapi lebih dominan akibat ulah manusia.
Tidak mungkin terjadi bencana kalau hanya air hujan tinggi dan lebat. Pasti ada hal lainnya sebagai penyebabnya, dan itu jelas dengan terjadinya alih fungsi lahan yang merupakan ulah manusia merusak lingkungan karena adanya kepentingan.
“Bila dibiarkan terus dilakukan kegiatan alih fungsi lahan, saya mengkuatirkan akan terjadi lagi bencana susulan,” tuturnya melalui telepon, Kamis 9 Juni 2022.
Berbeda dengan yang lainnya, Ormas Manggala Garuda Putih (MGP), menyatakan rasa keprihatinannya dengan melakukan aksi penelusuran penyebab banjir bandang Ciwidey. Seperti diungkapkan Bidang Investigasi MGP, Agus Satria, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada tindakan nyata dengan tujuan bisa menimbulkan efek jera.
Demikian juga dengan Ketua DPC MGP Kabupaten Bandung, Robby Anbia Somantri, yang menyatakan, kalau semua data dan bukti sudah lengkap dari lapangan, MGP akan melakukan aksi menuntut tanggung jawab pelaku alih fungsi lahan.
“Anggota sudah turun kelapangan, tinggal menunggu hasil dari penelusurannya,” tegas Robby.***