Oleh:Ahmad Rusdiana, (Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung).*
Kemukjizatan al-Quran tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Ini berbeda dengan mukjizat para rasul lainnya. Mukjizat mereka berlaku hanya saat mereka hidup.
Mukjizat Nabi Musa as. dalam membelah lautan, misalnya, hanya terjadi dan disaksikan oleh orang-orang yang hidup pada zamannya. Adapun kemukjizatan al-Quran berlaku hingga saat ini meski Rasulullah saw., sebagai pembawanya telah lama wafat. Allah SWT berfirman: “Sungguh Kamilah Yang telah menurunkan al-quran. Sungguh Kami pula Yang menjadi Penjaganya” (QS.al-Hijr [15]:9).
Setiap Ramadan umat Islam memperingati turunnya al-Qur’an (nuzul al-Qur’an). Peringatan ini merupakan bentuk kesyukuran umat Islam karena telah diberikan “Kitab Petunjuk” untuk meniti jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Peringatan ini sekaligus menjadi momentum umat Islam untuk merefleksi kembali bagaimana idealnya berinteraksi dengan al-Qur’an. Hal ini penting karena al-Qur’an yang berbentuk teks ini menjadi poros peradaban umat Islam.