Bandung, BEDAnews
Efisiensi pola pembayaran kegiatan pembangunan secara mutiyears atau tahun jamak terhadap efektivitas penggunaan anggaran dari APBD, dinilai masih perlu dievaluasi. Karena meskipun berpola tahun jamak, tetapi system pembayarannya masih tetap secara termin.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi D, DPRD Jawa Barat Ir. H. Adi Gunawan, di Sukabumi Rabu (6/6) saat diminta tanggapan wartawan yang mendampingi kegiatan Pimpinan DPRD Jabar Saba Desa ke Jabar Selatan, untuk monitoring dan evaluasi kegiatan proyek pembangunan jalan khususnya wilyah Garut selatan dan jalur Lingkar selatan Sukabumi yang menggunakan pola muliyears.
Ada satu hal yang memang kita evaluasi, kedepan kalau akan menerapkan pembangunan dengan pola pembayaran tahun jamak, akan lebih tepat kalau menggunakan system turn key projek. Karena dengan system termin seperti yang sekarang dilaksanakan, belum terlalu signifikan kepada efektifitas fungsi anggaran, karena pelaksana atau kontraktor tetap saja bersandar kepada dana APBD.
“Dengan system termin itu, tetap saja kita mengeluarkan jadwal pengeluaran keuangan murni, menggunakan dana APBD, hanya dipengal-penggal pertermin, tetapi kalau menggunakan turn key, kita akan lelangkan, siapa yang berani mengerjakan dalam kurun waktu lebih kurang satu tahun dengan full finance,” tegas Adi.
Sementara pembangunan dan perbaikan serta peningkatan sarana jalan di Jabar Selatan, dikatakan Adi, untuk memudahkan akses stabilitas dari wilayah utara-selatan, kemudian Selatan-Selatan dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, juga disamping itu untuk mengembangkan perekonomian di wilayah-wilayah Selatan khususnya.
Namun kita harus bisa membedakan, karena jenis-jenis pengembangan pembangunan itu tidak serta merta harus disamakan dengan wilayah perkotaan, tetapi harus melalui beberapa tahap, harus ada industrinya dulu, harus ada mall.
Pada prinsipnya potensi daerah itu harus dipertahankan. “Kalau Selatan pertumbuhannya sudah di sektor perkebunan, ya kembangkan pertumbuhan pembangunan di sektor perkebunan. Kalau sudah di sektor ke pariwisataan, ya kembangkan di sektor pembangunan kepariwisataan. Jadi harus ada karekteristik pembangunan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dan potensi daerahnya,” terangnya.
Dengan terbangunnya jalan diwilayah Jabar Selatan yang menghubungkan daerah Utara dan Selatan Jabar, ini akan memudahkan percepatan perkembangan kewilayahan dan memudahkan masuknya arus barang dan jasa. Karena jalan merupakan salah satu sektor infra struktur, dan infra struktur itu merupakan basic dari pembangunan. “Jadi pembangunan jalan ini merupakan sarana prasarana dasar, untuk kemudian digunakan sebagai pendukung sarana perekonomian atau pembangunan lainnya,” katanya. (hermanto)