Dalam surat Al-Munafiqun / 63, ayat 9 sampai 11 Allah menjelaskan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat (taat kepada) Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (9) Dan infakkanlah (belanjakanlah di jalan Allah) sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?”(10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (11)
- Membuat planning hidup dan manajemen waktu harian berdasarkan shalat fardhu lima kali sehari.
Bagaimanapun lurus dan kuatnya keimanan kita, sedalam apapun ilmu keislaman kita, sebesar apapun semangat amal shaleh kita, hidup secara islami dan aktivitas dakwah kita, tidak akan mengalami peningkatan dan perbaikan jika hidup ini kita lewati dan dibiarkan begitu saja tanpa ada palnning hidup yang kita susun. Sebaliknya, kita melihat betapa banyak anak muda, orang sehat, orang kaya dan orang berilmu jatuh ke dalam kubangan kehidupan sia-sia, atau mengalami kehidupan yang stagnan, tidak berkembang, dan bahkan mundur ke belakang akibat ketiadaan memiliki planning hidup. Sedangkan planning hidup yang terbaik adalah yang didasari oleh manajemen waktu harian berdasarkan shalat fardhu lima kali sehari.