Ini hanyalah contoh manajemen waktu harian berdasarkan shalat lima waktu. Kita bisa kembangakn dan mengisinya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat lainnya sesuai ajaran Islam. Jika kita terapkan manajemen waktu harian ini, masih adakah waktu yang terbuang sia-sia? Masih adakah kesempatan berbuat dosa dan kemungkaran, seperti korupsi dan sebagainya? Terbayang saja tidak. Apalagi melakukannya. Jika manaejemen waktu berdasarkan shalat waktu ini kita amalkan, pasti kehidupan kita penuh berkah, efektif dan produktif baik terkait agama, dunia maupun akhirat kita. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai porsinya masing-masing. Beginilah kehidupan para Nabi dan orang-orang shaleh sebelum kita.
Namu demikian, untuk suksesnya manajemen waktu berdasarkan shalat, ada satu hal yang harus kita yakini dan lakukan, yaitu SHALAT FARDHU adalah aktivitas kita yang utama, bukan bekerja, berbisnis, mencangkul, berdagang, membaca buku, dan sebagainya yang utama. Semua aktivitas kita harus tunduk kepada aturan waktu shalat fardhu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
- Sabar dalam menjalankan planning hidup dan manajemen waktu yang kita buat.
Menyusun planning hidup dan manajemen waktu berdasarkan shalat fardhu amatlah mudah. Namun menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari cukup sulit. Lebih sulit lagi menjaganya terus menerus sehingga menjadi habit (kebiasaan hidup) sehari-hari. Untuk itu, diperlukan semangat baja, tekad yang kuat yang tak kenal menyerah dan putus asa. Untuk meraih itu semua, sabar adalah kata kuncinya. Ternyata sabar dalam ketaatan jauh lebih berat dari kesabaran untuk tidak melakukan maksiat. Sebab itu, sabar dan shalat itu sangat mahal harganya, erat kaitannya dan tidak bisa dipisahkan. Sabar dan shalat adalah syarat mendapatkan pertolongan Allah. Sedangkan kesabaran salah satu syarat kesediaan Alllah untuk mau bersama kita, sebagaimana firman Alllah dalam surat Al-baqarah/2; 153 :