Dalam menjalankan tugas kekhalifahan, manusia selain dibekali akal fikiran, juga dibimbing dan dibimbing oleh kitab suciNya. Al Quran Al Karim mengajarkan kepada manusia, bahwa upaya membangun peradaban yang mampu mewujudkan kemajuan, kesejahteraan dan keselamatan setidaknya harus berasaskan kepada tiga hal prinsip yang menjadi spirit pembangunan peradaban dan pengembangan kebudayaan, yaitu prinsip ketuhanan, kemanusiaan dan perdamaian.
Pertama Prinsip ketuhanan, peradaban yang bersumber dari Tuhan tentu memiliki kesempurnaan dan terbebas dari kekurangan serta kenistaan. Sistem peradabanNya juga pasti sesuai dan selaras untuk siapa pun, kapanpun dan dimanapun (shalihun wasyamilun likulli zamanin wamakanin) karena Perancangnya adalah Dzat yang Maha memiliki ilmu pengetahuan, hikmah dan kekuatan yang sempurna. Sebaliknya sistem peradaban yang hanya bersumber dari kreasi manusia pasti rapuh, dipenuhi kekurangan dan rentan hanyut tersapu gelombang perubahan karena rancangannya tidak mutlak dan jauh dari kesempurnaan. Al Quran juga mengungkap sifat manusia yang berwatak khilaf, pelupa, aniaya dan terbatas (dhaluman jahulan). Meskipun secara prinsip sistem peradaban bersumber dari Allah yang Maha Abadi, akan tetapi, tatanan kehidupan selalu mengalami perubahan dan dinamika, sejalan dengan kondiis zaman yang melingkupi umat manusia, yang abadi dan langgeng adalah I’tiqad keagamaan yang terkait dengan keimanan kepada Allah, malaikat, kitab -kitab Nya, rasul-rasulnya dan Hari Akhiri. Sementara itu, yang tidak abadi dan selalu mengalami perubahan adalah persoalan kemanusiaan yang berada di bawah payung muamalah (interaksi sosial) atau yang bertahan di atas dasar kemaslahatn umum.